PEMANFAATAN INDIKATOR SUHU MENGGUNAKAN ARDUINO
MINI
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat para
pengembang IT untuk terus meningkatkan berbagai macam inovasi dalam berbagai
aspek. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga pemanfaatan IT dapat dengan mudah
terimplementasi. Sensor suhu dapat digunakan sebagai alat untuk memanajemen
berbagai aktivitas dalam suatu ruangan. Tujuan yang dapat kita peroleh dari
penelitian ini adalah dapat mengefisiensikan kegiatan atau aktivitas suhu dalam
suatu ruangan, agar kita tau pada suhu berapa ruangan tersebut. Serta
implementasi informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan sensor ini sebagai
suatu hasil dari perkembangan teknologi yang positif.
2. Rumusan Masalah
Adapun beberapa hal yang menjadi rumusan masalah dalam
berdasarkan latar belakang yang telah saya uraikan tadi, diantaranya adalah :
1. Seberapa efektifkah perangkat sensor yang terpasang dalam
perangkat tadi ?
2. Bagaimana perangkat sensor tersebut bekerja ?
3. Batasan Masalah
Terdapat beberapa batasan masalah dalam penelitian ini, adalah
sebagai berikut :
1. Perangkat ini dapat bekerja dengan cara apabila cuaca atau
suhu di suatu ruang atau tempat tertentu berubah maka sensor akan membaca dan
akan menampilkan lewat LCD.
2. Mikrokontroller yang digunakan adalah Arduino.
4. Kesimpulan
Dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemanfaatan sensor suhu dimana yang digunakan dari inti
pembuatan alat ini yaitu Arduino sebagai otak dari rangkaian tersebut, yang
berfungsi sebagai pengendali rangkaian sensor tersebut. Yang mana sensor
tersebut mempunyai peranan masing-masing.
2. Pemanfaatan LCD dalam rangakaian ini adalah sebagai penampil
atau pemberi output dalam rangkaian tersebut supaya user dapat tau berapa
secara tepatnya suhu di ruangan tersebut.
5. Saran
Pemanfaatan sensor suhu pada alat ini belum bisa di katakana bagus
jadi makin bagus sensor yang di gunakan makin akurat hasil yang akan di
keluarkan di LCD.
SILOGISME
Silogisme
termasuk dalam penalaran deduktif. Deduktif merupakan salah satu teknik untuk
mengambil simpulan dalam sebuah karangan. Sebenarnya jenis silogisme banyak,
tetapi yang dibahas di sini hanya satu jenis, yaitu silogisme golongan ada yang
mengistilahkan silogisme kategorial.
Dalam silogisme terdapat
dua premis dan satu simpulan. Premis merupakan pernyataan yang dijadikan dasar
untuk menarik simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (premis mayor) dan
premis khusus (premis minor).
Premis umum (PU) : berisi pernyataan yang
menyatakan semua anggota kelompok atau kumoulan sesuatu
yang
memiliki sifat atau ciri tertentu.
Premis Khusus (PK) : menyatakan seseorang atau
sesuatu anggota kelompok atau kumpulan sesuatu itu
Simpulan (P) :
menyatakan seseorang atau sesuatu anggota kelompok sesuatu itu memiliki sifat
atau
ciri
tertentu.
Jika ketentuan-ketentuan di atas dibuat rumus akan menjadi:
PU : Semua A = B
PK : Semua C = A
S : Semua C = B
Contoh I:
PU : Semua profesor pandai.
PK : Pak Adit adalah profesor.
S : Pak Adit pasti orang
pandai.
Keterangan:
Semua A : kelompok atau
kumpulan sesuatu itu
= semua profesor
B
: kelompok sesuatu itu memiliki sifat atau ciri tertentu
= pandai
C
: seseorang atau sesuatu anggota kelompok itu
= Pak Adit
Contoh II:
PU : Binatang menyusui melahirkan anak dan
tidak bertelur.
PK : Kerbau binatang menyusui.
S : Kerbau melahirkan anak dan
tidak bertelur.
Catatan: Kata “semua” dapat tidak disebutkan atau dapat juga
diganti dengan kata “setiap” atau “tiap-tiap”
Contoh III:
PU : Setiap orang asing harus memiliki izin
kerja, jika ingin bekerja di Indonesia.
PK : Peter White itu orang asing.
S : Jadi, Peter White harus
memiliki izin kerja jika ingin bekerja di Indonesia.
Silogisme Negatif
Jika salah satu premis dalam silogisme bersifat simpulannya pun
akan bersifat negatif pula. Biasanya pernyataan negatif digunakan kata “tidak”,
“tak”
Contoh I:
PU : Semua penderita penyakit gula tidak
boleh banyak makan makanan berepung
PK : Pak Badu penderita penyakit gula
S : Jadi, Pak Badu tidak boleh
banyak makan makanan bertepung
Silogisme adalah merupakan suatu proses penarikan kesimpulan
secara deduktif. Dan silofisme itu di atur dalam dua proposisi (pernyataan) dan
sebuah konklusi (kesimpulan). Kemudian silogisme mempunyai beberapa macam
jenisnya, yaitu diantaranya sebagai berikut.
Jenis-jenis silogisme:
1. silogisme katagorial
2. silogisme hipotetik
3. silogisme alternatif
4. entimen
5. silogisme disjungtif
Dari berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti yang
berbeda, yang pertama yaitu :
1. Silogisme katagorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya
merupakan katagorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut
dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang
termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi
subjek).
Contoh :
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis umum)
- koala adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis
khusus)
- koala pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)
2. Silogisme hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu
argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan
premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh :
- Apabila lapar saya makan roti (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan roti (konklusi)
3. Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis
mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis
minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
- Dimas tinggal di bogor atau surabaya
- Dimas tinggal di surabaya
- Jadi, dimas tidak tinggal di bogor
4. Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Baik
dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan
kesimpulannya.
Contoh:
- Jodi berhak mendapatkan peringkat satu karena dia telah
berusaha keras dalam belajar.
- Jodi telah berusaha keras dalam belajar, karena itu jodi layak
mendapatkan peringkat satu.
5. Silogisme disjungtif
Silogisme disjungtif merupakan silogisme yang premis mayornya
merupakan disjungtif, sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang
mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.
Contoh :
- Devan masuk sekolah atau tidak. (premis 1)
- Ternyata devan tidak masuk sekolah. (premis 2)
- Ia tidak masuk sekolah. (konklusi).
Paragraf itu adalah merupakan susunan kata dari beberapa kalimat
yang terjalin utuh, sehingga didalamnya mengandung gagasan utama. Kemudian
paragraf itu di bedakan menjadi dua, yaitu paragraf deduktif dan paragraf
deduktif. Paragraf dedukti dan induktif merupakan contoh paragraf yang dilihat
dari letak gagasan utamannya, sedangkan yang dimaksud dengan Paragrafi nduktif
adalah paragraf yang dimulai dengan menyebutkan peristiwa-peristiwa yang khusus,
untuk menuju kepada kesimpulan umum, yang mencakupsemuaperistiwakhusus di atas.
ENTIMEM
Entimem adalah silogisme
yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung
mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Rumus entimem : C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima
suap.
PK : Ali pegawai yang baik.
S : Ali tidak mau menerima
suap.
Entimem
Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C = Ali ;ia
B = tidak mau menerima suap
A = pegawai yang baik
C = B, karena C = A
Contoh di atas silogisme yang dijadikan entimen. Jika entimen
dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh :
Entimem :
Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C : Badu
B : harus bekerja keras
A : orang yang ingin sukses
Silogisme :
PU : Semua orang yang ingin sukses harus
bekerja keras.
PK : Badu orang yang ingin sukses.
S : Maka, Badu harus bekerja
keras.
Entimem atau Enthymeme berasal dari bahasa Yunani “en” artinya
di dalam dan “thymos” artinya pikiran adalah sejenis sylogisme yang tidak
lengkap, tidak untuk menghasilkan pembuktian ilmiah, tetapi untuk menimbulkan
keyakinan dalam sebuah entimem, penghilangan bagian dari argumen karena
diasumsikan dalam penggunaan yang lebih luas, istilah "enthymeme"
kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan argumen yang tidak lengkap dari
bentuk selain silogisme.Menurut Aristoteles yang ditulis dalam Retorika, sebuah
"retorik silogisme" adalah bertujuan untuk pembujukan yang
berdasarkan kemungkinan komunikan berpendapat sedangkan teknik bertujuan untuk
pada demonstrasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar